Baju adalah salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Baju tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh dari cuaca dan lingkungan, tetapi juga sebagai penanda identitas,
status sosial, budaya, dan gaya hidup. Namun, bagaimana sejarah baju itu sendiri? Kapan dan bagaimana manusia mulai mengenakan baju? Bagaimana perkembangan baju dari zaman prasejarah hingga modern? Artikel ini akan membahas sejarah baju secara singkat dan menarik.
Baju di Zaman Prasejarah
Tidak ada yang tahu pasti kapan manusia pertama kali mengenakan baju. Namun, berdasarkan bukti arkeologis dan genetis, diperkirakan bahwa manusia mulai mengenakan baju sekitar 100.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Baju pertama yang digunakan oleh manusia prasejarah kemungkinan besar adalah kulit binatang yang disamak dan dijahit dengan tulang atau tanduk binatang. Baju ini berfungsi sebagai pelindung dari suhu dingin dan hewan buas.
Selain kulit binatang, manusia prasejarah juga menggunakan bahan-bahan alami lainnya seperti daun, rumput, bulu, rambut, wol, dan kapas untuk membuat baju. Baju-baju ini biasanya dibuat dengan cara menyimpul, menyulam, atau merajut.
Baju-baju ini juga memiliki variasi warna dan motif yang didapat dari pewarna alami seperti tanah liat, tanaman, dan mineral. Baju-baju ini juga sering dihiasi dengan manik-manik, bulu-bulu, atau cangkang-cangkang yang berfungsi sebagai perhiasan atau simbol kepercayaan.
Baju di Zaman Kuno
Zaman kuno ditandai dengan munculnya peradaban-peradaban besar seperti Mesir, Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Romawi. Di zaman ini, baju mulai berkembang menjadi lebih kompleks dan bervariasi. Baju tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga sebagai penanda status sosial, profesi, agama, dan kebangsaan. Baju juga menjadi salah satu media seni dan ekspresi diri.
Berbagai macam bahan dan teknik pembuatan baju ditemukan dan diperdagangkan di zaman kuno. Beberapa contoh bahan yang digunakan adalah linen, sutra, wol, katun, kain tenun halus (muslin), kain tenun kasar (serge), kulit binatang (terutama domba), bulu unta (camel hair), dan bulu angsa (down). Beberapa contoh teknik pembuatan baju adalah menenun (weaving), menjahit (sewing), merajut (knitting), menyulam (embroidering), mencelup (dyeing), mencetak (printing), dan menempel (appliqueing).
Berbagai macam gaya dan model baju juga muncul di zaman kuno. Beberapa contoh gaya baju yang populer adalah jubah (robe), tunik (tunic), gaun (dress), mantel (cloak), selendang (shawl), ikat pinggang (belt), ikat kepala (headband), topi (hat), sandal (sandal), sepatu bot (boot), sarung (wraparound skirt), celana panjang (trousers), celana pendek (shorts), kaos (shirt), rompi (vest), jas (coat), dasi (tie), dan kerudung (veil).
Baju di Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan ditandai dengan munculnya agama-agama besar seperti Kristen, Islam, Hinduisme, Buddhaisme,
Di zaman ini, baju juga berkembang menjadi lebih beragam dan menyesuaikan dengan kebudayaan dan kepercayaan masing-masing. Baju juga menjadi salah satu media penyebaran agama dan ilmu pengetahuan.
Beberapa macam bahan dan teknik pembuatan baju yang ditemukan dan diperdagangkan di zaman pertengahan adalah beludru (velvet), kasmir (cashmere), brokat (brocade), renda (lace), sutra (silk), wol (wool), katun (cotton), linen (linen), kain tenun halus (muslin), kain tenun kasar (serge), kulit binatang (leather), bulu unta (camel hair), bulu angsa (down), dan bulu angora (angora). Beberapa macam teknik pembuatan baju yang digunakan adalah menenun (weaving), menjahit (sewing), merajut (knitting), menyulam (embroidering), mencelup (dyeing), mencetak (printing), menempel (appliqueing), mengukir (carving), dan menganyam (braiding).
Beberapa macam gaya dan model baju yang populer di zaman pertengahan adalah jubah (robe), tunik (tunic), gaun (dress), mantel (cloak), selendang (shawl), ikat pinggang (belt), ikat kepala (headband), topi (hat), sandal (sandal), sepatu bot (boot), sarung (wraparound skirt), celana panjang (trousers), celana pendek (shorts), kaos (shirt), rompi (vest), jas (coat), dasi (tie), kerudung (veil), kerah leher tinggi (ruff collar), kerah leher rendah (low collar), kerah leher berdiri (stand-up collar), kerah leher terbuka (open collar), lengan panjang (long sleeve), lengan pendek (short sleeve), lengan balon
(balloon sleeve), lengan lonceng (bell sleeve),