Sabun adalah salah satu produk kebersihan yang paling umum digunakan oleh manusia. Sabun dapat membersihkan kotoran, minyak, dan bakteri dari kulit, pakaian, dan benda-benda lainnya. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah sabun itu sendiri?
Kapan dan bagaimana sabun pertama kali dibuat dan berkembang hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang?
Sejarah Sabun di Zaman Babilonia
Menurut beberapa sumber, sejarah sabun dimulai sejak zaman Babilonia Kuno, sekitar tahun 2800 SM. Saat itu, orang-orang Babilonia membuat sabun dengan cara merebus lemak hewan dengan abu kayu. Sabun yang dihasilkan berbentuk cair dan digunakan untuk membersihkan wol dan kapas yang digunakan dalam pembuatan tekstil. Sabun juga digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit kulit.
Bukti tertulis tentang pembuatan sabun ditemukan pada ukiran yang terdapat di bejana gerabah peninggalan zaman Babilonia¹. Dalam ukiran tersebut, terdapat resep sabun yang terdiri dari air, alkali, dan minyak kasar.
Sejarah Sabun di Zaman Mesir dan Romawi
Orang-orang Mesir Kuno juga diketahui menggunakan sabun untuk kebersihan dan kesehatan. Dalam Papirus Ebers, dokumen kesehatan Mesir Kuno yang ditulis pada tahun 1500 SM¹, disebutkan bahwa orang-orang Mesir Kuno menggunakan kombinasi antara minyak hewani atau nabati dengan garam alkali untuk menyembuhkan penyakit kulit dan membersihkan badan yang kotor.
Istilah sabun sendiri berasal dari bahasa Latin “sapo” yang berarti sabun¹. Menurut legenda Romawi Kuno, nama sapo diambil dari nama sebuah gunung di Roma, yaitu Gunung Sapo. Di gunung ini, terdapat tempat pemotongan hewan kurban. Ketika turun hujan, sisa-sisa lemak hewan tercampur dengan abu kayu hasil pembakaran dan mengalir ke Sungai Tiber. Orang-orang yang mencuci di sungai ini menemukan bahwa airnya mengeluarkan busa dan membuat pakaian mereka menjadi lebih bersih.
Pada abad pertama Masehi, orang-orang Romawi Kuno mulai membuat sabun dengan cara mereaksikan ammonium karbonat yang terdapat dalam urine dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan¹. Sabun yang dihasilkan berbentuk padat dan digunakan untuk mencuci pakaian dan rambut. Namun, baru pada abad kedua Masehi, dokter Galen (130-200 M) menyebutkan penggunaan sabun untuk membersihkan tubuh.
Sejarah Sabun di Zaman Islam
Zaman Islam merupakan masa di mana teknologi pembuatan sabun berkembang lebih modern. Seorang sarjana kimia Muslim asal Persia, Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi (865-925 M), dikenal sebagai orang pertama yang meracik ramuan sabun modern². Al-Razi menemukan proses saponifikasi, yaitu reaksi kimia antara lemak atau minyak dengan basa kuat untuk menghasilkan sabun dan gliserol.
Orang-orang Arab membuat sabun dari minyak nabati atau minyak ats
Berikut adalah lanjutan konten yang berbentuk HTML dengan kualitas seo lengkap heading h1,h2,h3,h4 dengan 1000 kata yang membahas tentang sejarah sabun
Sejarah Sabun di Zaman Modern
Sejarah sabun di zaman modern ditandai dengan perkembangan teknologi dan industri yang memungkinkan produksi sabun secara massal dan murah. Beberapa penemuan penting dalam sejarah sabun di zaman modern adalah sebagai berikut
Pada abad ke-16 dan ke-17, produksi dan perdagangan sabun di Eropa dikuasai oleh raja James I dari Inggris yang memberlakukan pajak tinggi dan monopoli¹. Hal ini membuat sabun menjadi barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas.
Pada tahun 1791, Nicholas LeBlanc, seorang kimiawan Prancis, menemukan cara untuk membuat soda api (natrium karbonat) dari garam dapur (natrium klorida). Soda api merupakan bahan penting dalam pembuatan sabun. Penemuan ini membuat produksi sabun menjadi lebih murah dan mudah.
Pada tahun 1811, Michel Eugene Chevreul, seorang kimiawan Prancis lainnya, menemukan bahwa lemak dan minyak terdiri dari gliserol dan asam lemak. Ia juga menemukan bahwa asam lemak memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda tergantung pada rantai karbonnya. Penemuan ini membantu pengembangan jenis-jenis sabun yang lebih bervariasi.
Pada tahun 1861, Ernest Solvay, seorang industrialis Belgia, menemukan cara untuk membuat soda api dengan menggunakan amonia. Proses ini lebih efisien dan ramah lingkungan daripada proses LeBlanc. Proses Solvay masih digunakan hingga saat ini untuk memproduksi soda api.
Pada tahun 1898, B.J. Johnson, seorang pengusaha Amerika Serikat, menciptakan sabun Palmolive yang terbuat dari minyak sawit dan minyak zaitun. Sabun ini menjadi sangat populer karena memiliki aroma yang harum dan tidak mengeringkan kulit.
Pada tahun 1907, Otto Rohm dan Otto Haas, dua kimiawan Jerman, menemukan cara untuk membuat deterjen sintetis dari minyak bumi¹. Deterjen sintetis memiliki kelebihan dibandingkan sabun alami, yaitu tidak menghasilkan endapan kapur dan dapat membersihkan dengan baik di air keras.
Jenis-Jenis Sabun
Berdasarkan jenisnya, sabun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, Sabun opaque, yaitu sabun yang tidak tembus cahaya dan berwarna putih atau berpigmen. Sabun jenis ini biasanya terbuat dari lemak hewani atau nabati yang direaksikan dengan basa kuat. Contoh sabun opaque adalah sabun batangan.
Sabun transparan, yaitu sabun yang tembus cahaya dan berwarna bening atau transparan. Sabun jenis ini biasanya terbuat dari gliserin atau alkohol yang ditambahkan ke dalam campuran lemak atau minyak dan basa kuat. Contoh sabun transparan adalah shower gel.
Sabun translusen, yaitu sabun yang tembus cahaya tetapi tidak bening atau transparan. Sabun jenis ini biasanya terbuat dari campuran lemak atau minyak dan basa kuat yang ditambahkan dengan bahan pengisi seperti tepung atau pati. Contoh sabun translusen adalah sabun bayi, Sabun herbal yaitu sabun yang mengandung bahan-bahan alami.